Thursday, March 1, 2007

DONGENG KANCIL DAN BUAYA

kita tidak pernah berencana mengekalkan kenangan
dengan menjadi kancil dan buaya dalam dongeng si upik
karena kancil kini tak lagi cerdik
buaya-buaya memangsanya di mall, di kafe, di hotel, di mana saja

“pada suatu hari, ada seekor kancil …”
di sampingnya engkau melata, menjilati telinganya
dengan bibir yang liar, sepanas nafas demonstran
sementara jemarimu menari di antara irama salsa, wangi bvlgari,
piala anggur, dan sepotong brownis

“kita ciptakan mahkluk baru, berbasis kancil dan buaya …”
janjimu mengusung semangat orasi di depan jelata
seperti semilir AC yang memelihara mimpi agar tetap jaga
di sudut ruang, sepasang boneka barbie demikian gemerisik tawanya

kita tidak pernah berencana mengekalkan kenangan
bukankah si upik lebih mengabadikan donald duck?
“buaya tidak ingin kehilangan kancil …, “ katamu berulang-ulang
juga ketika mencumbu kancil-kancil lain yang tak lagi cerdik
karena selamanya engkau tidak akan pernah bermetamorfosis
bahkan ketika mengenakan topeng kancil pejantan sekalipun

No comments: